Everyone always do mistake. Memang semua orang pasti tidak pernah luput dari kesalahan. Sayangnya, saat ini kesalahan selalu ada batas toleransinya. Di dunia sepakbola, seorang pemain dibatasi dengan dua kartu kuning atas ulahnya. Lebih dari itu, Out. Begiru juga dengan di kantor pasti ada yang namanya Surat Peringatan. Mulai dari SP1 sampai SP2. Lebih dari itu Out.
Kenapa kesalahan selalu harus dibatasi. Bukankah Tuhan telah mengatakan bahwa manusia memang adalah makhluk yang lemah dan senantiasa khilaf. Apakah kesalahan patut disamakan dengan kebodohan?
Jika kita bicara bodoh, maka kita bicara indikator. Pasti ada ukurannya, atau ukuran bodoh atau tidaknya seseorang. Kita bisa mengetahui apakah si A itu bodoh atau pintar melalui ukuran-ukuran tertentu. Dalam ukuran tertentu aku bisa dikatakan tidak pandai atau bodoh soal matematika. Karena memang aku tidak bisa mengerjakan hampir semua soal matematika.
Sedangkan kesalahan, sama sekali tidak ada ukurannya. Orang dianggap bersalah, karena orang lainnya tidak berkenan. Padahal, kesalahan itu toh murni terjadi karena tidak disengaja. Sebagai manusia kita pasti berusaha untuk menghindari semua kesalahan. Sayangnya itu sulit untuk dilakukan.
Banyak orang bilang, batasan kesalahan itu adalah sebagai sarana untuk mengingatkan atau seberapa jauh kesadaran kita tentang kesalahan itu. Tapi batasan kesalahan itu seharusnya tetap memberikan kebebasan hak bagi seseorang untuk mempertanggungjawabkan kesalahannya.
Jadi kesalahan bukan kebodohan, kesalahan adalah manusiawi. Setiap manusia pasti pernah melakukannya. Baik kita sadari atau tanpa kita sadari. Kita justru harus membangun kepercayaan seseorang untuk berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalisir kesalahan itu.
No comments:
Post a Comment