Bahasa Tubuh, bisa dibilang adalah suatu bahasa yang universal. Semua orang bisa mengartikan gesture seseorang dari perilakunya ketika berbicara, bermesraan atau bahkan ketika beradu argumentasi. Tapi tidak semua bahasa tubuh bisa diartikan begitu saja oleh setiap orang. Perbedaan persepsi manusia membuat terjadinya perbedaan pemahaman soal bahasa tubuh.
Orang memang bisa mengerti bagaimana respon seseorang terhadap hal yang menjijikkan melalui mukanya. Juga bisa tahu seseorang berbohong melalui pupil mata yang secara otomatis mengecil. Itu semua terjadi secara refleks. Tanpa disadari dan tanpa disengaja. Bahkan dilakukan tanpa maksud-maksud tertentu.
Hanya saja kesalahpahaman membaca bahasa tubuh terjadi karena prasangka atau praduga yang berlebihan. Tanpa lebih dulu mengenal latar belakang seseorang, maka sulit bagi kita untuk memahami bagaimana bahasa tubuh mereka. Si Fulan yang agresif tentu akan memicingkan matanya jika merasa terganggu. Namun, si Fulanah yang pemalu tentu akan memegang kepalanya atau menundukkan kepala jika ia memang tidak senang diganggu.
Bisa diartikan, jika orang salah mengartikan bahasa tubuh orang lain. Maka dipastikan ia tidak mengenal dengan baik orang itu. Mudah-mudahan ia dugaan ini tidak benar, dan bisa jadi kesalahan karena kurangnya pemahaman persepsi bahasa tubuh.
No comments:
Post a Comment