Wednesday, February 17, 2016

Dia Yang Meninggalkan Kantor Ini


Konon, suatu ketika Nabi Yunus pernah bertanya kepada Malaikat Jibril, "Hai Jibril, tunjukkan padaku sosok manusia yang paling taat beribadah di dunia ini !". Jibril menjawab seraya berisyarat dengan menunjukkan pada sosok laki laki yang tangan, kaki serta pandangan matanya hilang akibat penyakit kusta (al-judzam).

Meskipun dalam keadaan demikian, ia tidak bosan bosan berucap: "Ya Tuhanku, Engkau telah memberikan tangan, kaki dan kedua mata ini sebagai karunia dari-Mu. Dan kini telah Engkau hilangkan semuanya, juga atas kehendakmu, namun masih Kau beri aku pengharapan kepada-Mu"

Kisah itu terngiang ketika saya mendengar kabar tentang teman saya tadi siang. Teman saya di kantor, seorang desain grafis tiba-tiba saja memutuskan resign dari kantor. “Kantor meminta dia mengundurkan diri karena dia menderita kusta,” ujar Mawar, sebut saja demikian.

Saya langsung terhenyak mendengarnya. Pertama karena dia memutuskan resign dan kedua karena dia menderita penyakit kusta. Sesaat memori saya terlempar enam tahun ke belakang. Teman saya ini adalah desain grafis baru bergabung dengan desk saya. Semangatnya yang luar biasa membuat saya senang bekerjasama dengannya.

Dia begitu telaten dalam menata halaman koran sesuai dengan keinginan saya. Sesaat saya melupakan sedikit kelainan fisik yang dia alami. Memang waktu itu saya sempat sedikit aneh melihat perawakan teman saya itu.

Beberapa bagian tubuhnya terlihat seperti membengkak. Mulai di bagian kelopak mata, tangan hingga cuping telinga yang sedikit memanjang dari ukuran normal. Tapi hal itu sama sekali tidak mengusik pikiran saya karena dia memang terlihat sangat antusias setiap kali bekerja.

Cukup lama kami bekerjasama menata halama demi halaman Lifestyle. Kami “berpisah” ketika dia diminta untuk menata halaman di bagian NEWS. Jam kerja yang tidak sama membuat saya jarang bertemu muka dengannya. Memang sesekali saya sempat mendapatinya di selasar kantor sore hari saat dia tiba dari kantor.

Kami memang masih berusaha saling menyapa dan menanyakan kabar satu sama lain. Seperti yang dulu-dulu dia masih bertanya kepada saya. “Ada film yang baru lagi enggak,” tanyanya.

Ya dia memang memerhatikan kalau saya senang sekali menonton film. Dia bahkan selalu meminta saya membagi berbagai film yang sudah saya unduh. Mungkin setelah dia berpindah desk dia langsung kehilangan penyuplai film baru. Alhasiil setiap kali bertemu dia selalu bertanya mengenai koleksi unduhan film yang saya miliki.

Seiring waktu saya perlahan-lahan mulai jarang bertemu dengannya. Saya tidak lagi bertemu dengannya setiap sore tiba. Dan baru tadi saya diberitahu kalau teman saya itu sudah lama menderita penyakit kusta. “Kustanya semakin parah dan dia sudah sering tidak masuk kantor,” terang Mawar lagi.

Mendengar penjelasan Mawar, saya terdiam membeku dan kelu. Saya jadi teringat akan jaket dan topi yang selalu dia kenakan setiap kali datang ke kantor. Jaket tersebut terlalu tebal untuk dia kenakan padahal Air Conditioner di kantor tidak terlalu dingin. Begitu juga topi yang dia benamkan begitu dalam hingga menyembunyikan sebagian wajahnya.

Pernah satu kali saya menyindir caranya berpakaian dan mengenakan topi. “Elo kayak mau ke Alaska aja,” ejek saya suatu waktu. Dia pun hanya tertawa dan mengatakan rumahnya di Bogor memang sama dinginnya di Alaska.

Kini saya tidak melihatnya lagi di kantor ini. Beberapa teman saya mengaku telah menerima SMS dari dia soal keputusan mengundurkan diri. Saya memang tidak menerima satu pun SMS dari dia soal keputusan itu.

Hanya saja saya bisa menggambarkan betapa beratnya cobaan yang dia alami saat ini. Kehilangan pekerjaan mungkin adalah hal yang lumrah. Namun terkucil dari pergaulan dan kehilangan rasa sayang adalah cobaan yang sangat luar biasa.

Semoga dia akan mampu menjalani cobaan ini dengan hati yang ikhlas dan senantiasa berucap "Ya Tuhanku, Engkau telah memberikan tangan, kaki dan kedua mata ini sebagai karunia dari-Mu. Dan kini telah Engkau hilangkan semuanya, juga atas kehendakmu, namun masih Kau beri aku pengharapan kepada-Mu"

Selamat jalan kawan, terima kasih atas kenangan indah yang kita jalani bersama.