Thursday, January 05, 2006

Indahnya Kebersamaan

Image hosted by Photobucket.com

Kebersamaan memang bukanlah suatu yang mudah untuk dilaksanakan. Kebersamaan memang mudah untuk diucapkan namun biasanya sangat sulit untuk dilakukan.

Seperti kata dasarnya, kebersamaan datang dari beberapa faktor yang sama. Misalnya, sama-sama menderita, sama-sama bergaji rendah, dan sama-sama belum diakui sebagai karyawan.

Sempatkan diri Anda untuk berjalan-jalan di kota Jakarta. Pasti, Anda bisa menemukan spanduk-spanduk pesan sponsor yang tertuliskan Indahnya Kebersamaan.

Setahu saya spanduk itu sengaja dibuat untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan seperti terorisme, tawuran antar warga hingga tindakan criminal yang sering terjadi di masyarakat beberapa waktu lalu.

Kebersamaan memang indah. Dengan kebersamaan kita jadi bisa mengerti perasaan orang lain. Dengan adanya kebersamaan kita bisa menghormati, menghargai pendapat dan perbedaan yang terjadi di antara kita.

Yang paling utama, dari sebuah kebersamaan tercipta sebuah kekuatan. Yakni, suatu kesatuan dan persatuan (kayak TVRI aja).

Di tempat kerja saya sendiri, kebersamaan itu sudah dimulai dari sekarang. Terhitung ketika pihak kantor ternyata tidak menaikkan gaji kita dan terhitung ketika status karyawan malah menjadi sebuah bayangan bukannya sebuah dasar legalitas untuk terus berkerja.

Kebersamaan yang terjadi secara instant ini bermula ketika beberapa orang wartawan di kantor mengadakan rencana untuk berkaraoke bersama. Rencana yang semulanya saya duga akan gagal terlaksana itu akhirnya bisa terjadi juga.

Saya akui saya sendiri awalnya agak angin-anginan untuk ikut berkaraoke bersama. Namun, karena ada teman baik yang terus-terusan mendesak akhirnya saya ikut juga.

Dan akhirnya saya benar-benar tidak menyesal mengorbankan jatah tidur malam saya untuk bernyanyi bersama mereka. Banyak pengalaman menarik yang saya dapat selama 2 jam bernyanyi. (ternyata saya benar-benar bisa menyanyi lho)

Gara-gara karaoke lah kita akhirnya menemukan sebuah lagu kebangsaan kita. Ini penting, karena kebersamaan butuh sebuah alat yang bisa diandalkan untuk meningkatkan empati dan kepedulian.

Uniknya lagu yang dipilih adalah lagu Rocker Juga Manusia yang dibawakan Seurieus. Soalnya, lagu ini adalah lagu yang benar-benar mewakilkan perasaan kita.

Ternyata, karaoke ini bukanlah karaoke yang pertama dan terakhir. Teman-teman saya yang rata-rata banci nyanyi ini justru langsung mendesak untuk segera membuat karaoke bersama lagi.

Sekali lagi saya memang jadi orang yang memang masih pesimis karaoke ini bisa kembali terlaksana. Soalnya, banyak member karaoke pertama yang menyatakan tidak bisa hadir.

Hebatnya, kekhawatiran saya justru malah hapus ketika mengetahui justru banyak orang yang mau ikut dalam kesempatan tersebut.

Seperti halnya kesempatan yang pertama, karaoke kedua ini juga sangat berkesan bagi saya dan teman-teman. Di kesempatan kedua ini kita juga memperbaharui lagu kebangsaan kita Reporter Juga Manusia (aka Rocker Juga Manusia).

Lagu yang hanya diubah di bagian reffnya itu justru semakin mewakilkan perasaan kita. Berikut gubahannya;

Kadang ku rasa lelah

Mengetik Seharian

Dikejar-kejar deadline

Reporte juga manusia punya rasa punya hati

Jangan samakan dengan kerja rodi.

Sepulang dari sana, sebelum mata terlelap menuju peraduan saya berdoa. Dalam hati kecil saya (beneran nih, gue kagak ngegombal), semoga kebersamaan ini selalu ada dan takkan pernah berakhir. Soalnya, cuma itu yang kita punya.

No comments: