Judul : Ruang
Sutradara : Tedy Soeriaatmadja
DOP : Arief R Pribadi
Pemain : Winky Wiryawan, Luna Maya, Slamet Rahardjo, Regy Lawalata
Sutradara Tedy Soeriaatmadja adalah sutradara yang senang bermain-main dengan warna. Setelah puas bermain-main dengan warna biru di film Banyu Biru, kini Teddy kembali bermain-main dengan warna di film terbarunya berjudul Ruang. Tebak, warna apa yang dipilih Tedy dalam film yang diproduksi oleh Parama Entertainment ini? Sephia, sebuah warna yang teduh namun sangat membosankan.
Beruntung, film ini tidak membosankan seperti warnanya. Padahal, jauh-jauh hari sebelum pre-screening, saya punya dugaan bahwa film ini akan sama membosankannya dengan film Banyu Biru.
Makanya, sebelum menonton film ini saya sudah siap sedia permen Kopiko 5 biji. Bukan apa-apa, soalnya saya takut juga jika nantinya langsung tertidur ketika film berputar, seperti saya nonton Banyu Biru. Selain itu, saya juga merasa sangat tidak sopan sekali jika saya keluar dari ruangan teater, mengingat di situ Tedy juga duduk bersama pemain film Ruang lainnya. Film Ruang sendiri adalah sebuah film yang bercerita tentang cara manusia dalam menghadapi masa lalunya. Tersebutlah, Rais, seorang diplomat yang sudah wara-wiri ke luar negeri. Saking sibuknya bekerja, Rais tidak sempat menghadiri pemakaman ibunya tercinta, Flori.
Meski telah telat, Rais tetap harus kembali juga ke rumahnya di Indonesia. Alasannya, ada sebuah kotak dan sebuah surat yang harus dibaca oleh Rais bersama-sama dengan adiknya Emma.
Dari sebuah surat itu terkuaklah sebuah rahasia yang selama ini dipendam lama oleh Flori. Rais, ternyata bukan anak hasil hubungan Flori dengan ayah mereka, Chairil.
Tidak seperti cerita-cerita lainnya yang lebih mengedepankan proses pencarian yang dilakukan oleh sang anak, film Ruang justru mengedepankan kisah-kisah masa lalu untuk mengungkap siapa jati diri Rais sebenarnya.
Kelemahan dari film ini adalah kebiasaan Tedy untuk membuat kita berpikir keras mengenai konflik yang terjadi di film tersebut. Tedy lebih cenderung memvisualiasikan konflik yang terjadi melalui simbol-simbol. Padahal, kita bukan seorang ahli simbologi seperti Robert Langdon kan?
Akibatnya, ketika kedua tokoh tersebut bertemu, tidak terasa adanya konflik di antara mereka. Memang, keduanya terlihat kaku namun kekakuan itu terjadi bukan karena tuntutan akting. Kedua pemeran, yakni Slamet Rahardjo dan Regy Lawalata justru terlihat kaku karena memang tidak berhasil mengeksplorasi karakter kedua saudara yang tengah berselisih. Saya justru melihat mereka berdua seperti seorang kakek nenek yang sibuk dengan filsafat hidupnya sendiri. Hal yang sama juga terjadi pada kisah masa lampau antara Chairil, Flori dan Kinasih. Di bagian ini, Tedy benar-benar gagal mengeksplorasi karakter-karakter yang ada. Chairil, seorang pemuda yang tengah putus asa karena ditinggal keluarganya,dan sangat butuh cinta justru terlihat seperti seorang playboy yang ngebet enggak tahan pengen pacaran.
Sementara itu Kinasih, seorang gadis pembesar yang ternyata sekarat ini justru lebih terlihat seperti seorang gadis yang senang bermain-main dengan pria. Di film ini Kinasih justru tidak pernah memberikan alasan yang tepat kenapa dirinya justru ingin lebih bersama dengan Chairil.
Sementara itu Tedy justru menyia-nyiakan bakat besar Adini Wirasti. Entah apa maksud Tedy menyuruh Asti lebih banyak menampilkan adegan-adegan diamnya. Apakah Tedy ingin sekali menciptakan seorang Rizky Hanggono versi wanita?
Yang pasti kelebihan di film ini adalah pada dua hal yakni gambar dan kalimat-kalimat yang keluar di setiap adegan.
Film yang mengambil lokasi syuting di Krakal, Bromo dan Banyuwangi ini terselamatkan oleh gambar-gambar pemandangan yang sangat indah hasil tembakan DOP yang sangat berbakat, Arief R Pribadi. Teman saya yang seorang fotografer saja benar-benar terkesan dengan gambar-gambar yang diciptakan Arief.
Sementara itu khusus untuk kalimat, saya menduga bahwa Tedy memang memikirkan dengan matang kalimat-kalimat yang keluar. Terasa benar kalimat-kalimat yang ada di semua adegan sangat puitis dan romantis.
1 comment:
kok ngak di kasih komen POSTER - Ruang ?!!!
Post a Comment