Tuesday, March 29, 2005

Waktu Malam di Nias

Entah kenapa begitu banyak cobaan yang menimpa bangsa ini. Satu per satu cobaan datang silih berganti. Ribuan orang sudah mati, dan tak mungkin akan kembali.

Belum lama kita ditimpa bencana gempa dan tsunami, kali ini gempa kembali terjadi. Jaraknya pun tidak terlampau jauh, bergeser sedikit dari Aceh, yaitu Pulau Nias, dan sebagian daerah Sumatera Utara.

Gempa yang terjadi di malam hari itu memang sulit untuk kita duga. Di saat kita tengah tertidur lelap, guncangan dari dalam bumi itu datang. Tak heran, banyak orang yang tak selamat akibat kuasa Tuhan itu.

Pertama kali, aku mendengar berita itu ketika nonton berita pagi. Aku langsung tersentak ketika melihat ribuan orang berlarian menuju ke tempat yang lebih tinggi. Mereka khawatir, mungkin gempa ini akan diikuti dengan tsunami.

Alhamdulillah, ternyata air bah yang kecepatannya hampir sama dengan pesawat jet itu tidak datang juga. Namun, beberapa peneliti gempa mengatakan, sempat terjadi tsunami setinggi 1 meter di wilayah laut Pulau Nias. Untungnya, tsunami itu keburu surut dan tidak mencapai daratan.

Yang aku herankan saat ini, kenapa pemerintah selalu menutup-nutupi jumlah korban yang tewas. Ketika ditanya oleh wartawan, Menteri Komunikasi dan Informasi Sofyan Djalil mengatakan jumlah yang tewas adalah 200 orang. Lucunya, di tempat yang berbeda, Kapolri Da'i Bachtiar mengatakan jumlah yang tewas adalah 1.500 orang.

Entah, ada apa dengan Sofyan, apakah sengaja untuk menutupi jumlah agar terkesan bukan bencana luar biasa, ataukah karena memang mental semua pejabat yang terbiasa menutup-nutupi suatu masalah.

Padahal, kita bisa lihat bahwa gempa yang berkekuatan 8,7 skala richter itu sangatlah kuat. Rasa trauma yang terjadi akibat gempa di Aceh, justru membuat ketakutan mereka semakin dalam. Maka tidak mungkin jika gempa yang terjadi di Nias itu hanya meminta korban 200 orang.

Lebih lucu lagi, ketika aku dan Zikrie mendatangi kantor Bakornas untuk meminta data korban. Dan apa yang mereka lakukan? Nothing, mereka tidak bekerja sama sekali. Kita sulit untuk menerima data yang pasti. Bahkan ketika ditanya apa yang akan mereka lakukan untuk warga Nias, mereka hanya diam dan cuma menjawab akan menunggu perintah atasan.

Mudah-mudahan Tuhan tidak pernah memberikan cobaan ini kepada kita agar semua pejabat yang ada di atas kita sadar akan ketidakpedulian mereka.

No comments: