Thursday, September 23, 2004

Bom Bunuh diri seorang wanita

Hari-Hari Terakhir Zainab di Palestina

Zainab, kau janganlah pegang senjata itu..
Peganglah yang erat anakmu
Matanya terus memerah ketika melihat mu
Dengan rangkaian pemicu bom tertempel di tubuhmu

Zainab, ingat kah kamu
Bersama dengan anak mu
Kau terlihat gagah dengan senjata kalashnikov di tangan kananmu
Sedangkan di tangan kiri mu kau genggam erat anak mu..

Zainab, mata anak mu
Lewati dan menembus kekalutan di dalam diri ku
Namun, Zainab itu tidak akan mampu menghentikan diri mu
Meledakkan diri mu bersama yang lainnya

Mata anak mu Zainab
Terus berbayang di dalam hati ku
Menembus lorong-lorong kebekuan hati ku

Aku malu, Zainab
Aku sedih Zainab
Maafkan Aku Zainab
Aku hanya bisa terdiam terpaku Zainab

Zainab, Zainab, Anakmu
Tuhan lah yang mampu mengurus anak mu…
(mengenang kematian Zainab dalam aksi bom bunuh diri yang dilakukannya hari ini.)

Di Palestina, begitu anak laki-laki dan perempuan lahir, mereka memang menangis. Hingga mereka dewasa pun mereka terus menangis. Tak pernah mereka kenal rasa bahagia, nyaman, aman.

Sejak mereka terlahir, mereka tak pernah didampingi orang tua mereka. Bahkan jika mereka beruntung, yang ada hanya satu, ayah yang masih hidup atau ibunya. Mereka selalu sendirian, bahkan ditengah siang hari, mereka tidak bisa menyusu menuntaskan rasa dahaga. Ibu mereka terus memegang senjata.

No comments: