Liputan hari ini memang benar-benar konyol bagi saya. Keajaiban demi keajaiban terjadi di kantor SONY BMG ketika saya hendak mewawancara seorang Malaysian Idol bernama Jaclyn Victor.
Awalnya, saya memang sempat lupa akan janji liputan ini. Tapi, setengah jam sebelum wawancara dimulai, Sundari dari SONY BMG sudah mengingatkan saya untuk datang.
Ketika mendengar keterangan itu saya sebenarnya terkejut. Soalnya, saya sudah hampir lupa dengan janji yang dibuat di awal bulan Agustus lalu.
Mengingat kerjasama baik yang sudah terjadi dan untuk ke depan nanti, akhirnya saya memutuskan untuk datang. Padahal di saat yang bersamaan ada undangan pre-screening film Koper di Planet Hollywood.
Karena waktu yang sudah mepet akhirnya saya pun dengan semangat 45 memacu motor saya ke kantor SONY BMG yang memang tidak jauh dari kantor saya.
Setelah sampai, keajaiban pertama pun terjadi. Ketika mau memarkirkan motor tiba-tiba seorang satpam menegur saya.
“Mau antar surat ke siapa Pak?” tanyanya.
Mendengar pertanyaan itu saya yang masih di atas motor langsung tertawa. Saya bingung juga saya niat baik-baik untuk memenuhi undangan wawancara kok tiba-tiba malah disangka kurir surat.
“Mau wawancara pak,” ujar saya.
Saya memang tidak mau marah kepada satpam yang lugu itu. Saya berusaha mengoreksi diri sendiri, apakah baju yang saya kenakan memang mirip dengan seorang kurir atau tidak.
Tidak mau berlama-lama di ruangan parkir, akhirnya saya langsung masuk ke ruangan Sundari. Di sana sudah ada beberapa rekan wartawan lainnya.
Begitu ketemu mereka saya pun langsung menceritakan peristiwa yang saya alami dengan satpam tersebut. Seperti saya, mereka juga tertawa mendengar cerita saya. Mungkin bisa jadi mereka setuju pakaian yang saya pakai memang mirip kurir.
Bahkan, Sundari pun mengatakan kepada saya, kalau tas yang saya pakai memang mirip dengan petugas kurir. “Gede banget gitu lho,” katanya.
Itu baru keajaiban pertama. Berikutnya, keajaiban kedua justru terjadi usai sessi wawancara dengan Jaclyn. Tiba-tiba saja seorang reporter TV3 Malaysia berikut kameramennya mengeluarkan microphone dan langsung mewawancarai saya beserta wartawan lainnya.
Saya kaget bukan kepalang. Sebab, saya enggak pernah tuh diwawancarai ada juga saya yang mewawancarai.
Tapi, rasanya perasaan senang masuk televisi itu jauh lebih besar dibandingkan keheranan saya. Akhirnya, saya pun dengan senyum-senyum malu menjawab semua pertanyaan mereka tentang dunia musik Indonesia dan Malaysia.
Di akhir wawancara, seperti artis kurang terkenal saya justru bertanya kepada mereka. “Cik, kapan muncul di televisinya yah,” kata saya senyum-senyum kecil.
Cuma satu yang saya sesalkan dalam wawancara itu. Gara-gara ucapan satpam itu saya jadi tidak pede dengan baju yang saya kenakan. Jangan-jangan saya terlihat seperti kurir bukan seorang wartawan.
“Sial aturan gue pakai baju lainnya nih,” kata saya dalam hati.
1 comment:
wakakak, dasar tuh satpam ngak tahu apa kalo abang gw yang satu ini soal urusan pakaian selalu merepotkan orang tuanya. apalagi kalo dah menyangkut baju2 baru gw pasti dia duluan yang pake.
Post a Comment