Monday, September 26, 2005

Muka Intel

Beginilah resiko kalau badan dan muka sudah lebih tua dibandingkan dengan umur. Ceritanya begini, Senin kemarin gue mendapatkan info bahwa Ketua PAMMI dan Raja Dangdut H. Rhoma Irama akan melakukan aksi demonstrasi. Kalau H. Rhoma demo itu sih biasa, tapi yang bikin luar biasa itu H. Rhoma akan berdemo di depan istana negara.

Wooow, dalam pikiran gue ini baru berita. Minimal masuk halaman 16 Berita Utama lah pikir gue.

Akhirnya, dengan semangat 45 gue langsung berangkat menuju istana. Satu dua tiga, gue sudah langsung menggas motor gue menuju istana.

Begitu sampai di istana, suasana masih kosong melompong. Tapi, penjagaan di sekitar Istana terlihat ketat. Menunjukkan bahwa ada aktivitas demo di sana. Tanpa pikir panjang gue langsung memarkirkan motor di depan halaman kosong samping papan gambar Presiden SBY.

Karena belum datang juga, akhirnya gue harus sabar menunggu. Untuk mengisi waktu gue makan lontong dan mencoba ngobrol-ngobrol dengan polisi yang ada di lokasi.

Nah disinilah letak kelucuannya, tiba-tiba saja seorang intel menyapa gue menanyakan kabar. “Mas, udah lama nggak muncul kemana aja,” katanya.

Gue yang memang nggak pernah ngelihat muka tuh orang Cuma bisa kebingungan. Tapi, nggak mau ngecewakan keramahannya, gue pun mencoba membalas. “Baik aja. Saya sudah pindah nih,” jawaban bloon itu pun meluncur dari mulut gue. Soalnya, pertama kali gue pikir dia itu wartawan karena memakai tali id card yang dililitkan ke lehernya.

Dapat jawaban yang aneh membuat dia juga tidak habis pikir. Dia sendiri mengatakan sering melihat muka gue di setiap demo yang ada di bundaran HI. Uniknya, dia malah tetap menyangka gue ini seorang intel.

Dugaannya makin menguat, karena gue bertegur sapa dengan seorang intel senior yang memang sering gue temuin di setiap demo. Kebetulan gue pernah akrab dengan dia karena dia sering nongkrong sama gue di KOmnas Ham.

Alhasil dia pun makin yakin kalau gue ini intel. Parahnya, lagi intel-intel yang nyebar di Istana pun pada berdatangan ke arah gue bertiga. Mau enggak mau akhirnya semua intel ngumpul di situ semua. Aduh mak pikir gue, semuanya pada salaman lagi sama gue. Nanya-nanya dikit gue dari mana.

Untungnya, ketika gue udah cengo tiba-tiba saja peserta demonstrasi berdatangan. Mau nggak mau para intel itu pun langsung bertugas kembali. Sementara gue Cuma bengong dan diem sambil mikir.

“Astaga gue ini apa benar-benar intel kali yah?”….

No comments: