Pernah kah kamu meragukan agama yang kamu anut. Sebagai manusia normal tentu kita pernah menanyakan apakah fungsi agama bagi hidup kita. Apakah agama itu dibuat hanya untuk membuat manusia jadi orang baik dan bermoral? Ataukah hanya menjadi sumber kehancuran dan pertikaian sesama manusia.
Pernah, di suatu saat ketika aku benar-benar tidak mengenal agama, aku hidup layaknya tidak punya arah tujuan. Hidup berjalan seperti biasa, namun tak pernah mempunyai nilai-nilai hidup. Saat itu aku tak pernah berpikir bahwa dalam setiap hidup kita, pasti ada nilai-nilai hidupnya. Dan disanalah kutemukan apa yang namanya Agama.
Agama membawa diriku untuk memahami bahwa apa yang kita lakukan benar-benar harus kita cermati dengan matang. Agama membawa ku pada pemahaman bahwa hidup manusia akan lebih bernilai dengan hal-hal yang bermanfaat.
Namun, sayang banyak pemuka agama sekarang melabeli konsep itu dengan jargon-jargon pahala dan siksa. Akhirnya semua orang yang beragama seperti main hitung-hitungan dengan Tuhannya. Mereka beribadah hanyalah untuk mengharapkan balasan dari Tuhannya.
Tadi malam aku merasa lucu dengan perkataan Hughes dalam acara Tali Kasih di RCTI. Dia mengatakan bahwa hidup adalah seperti menggendong ransel. Dalam setiap hidup kita harus beramal agar dapat mengisi ransel itu. Tujuannya kita merasa aman dan nyaman jika hidup di hari akhir nanti.
Tidak ada yang salah memang dengan kalimat-kalimat itu. Namun, aku tertawa dalam hati, kenapa hidup itu jadi seperti ransel yang harus kita isi dengan amalan ibadah. Yang nantinya akan digunakan oleh mereka sebagai deposito amal menuju surga.
Aku justru merasa hidup adalah ladang hidup kita. Kita menyemainya dengan seluruh amalan hidup kita. Baik atau buruk. Nantinya, kita sendiri yang akan memperoleh hasilnya. Bukan karena rasa hutang budi Tuhan kepada kita. Alangkah sombongnya manusia jika merasa seperti itu.
No comments:
Post a Comment