Ada yang hilang dari Ramadhan ini. Dua tahun aku bersamanya, dua tahun juga aku kehilangannya. Tidak ada nuansa eksotis akan kehadirannya. Tidak ada nuansa religi dan mistis ketika menghadapi hari ini. Bahkan satu hari menjelang, aku sama sekali enggan dan menganggapnya sebagai hari biasanya yang selalu terjadi selama perputaran dunia ini.
Apakah aku kehilangannya, atau kah memang aku sudah hilang perasaannya?
Aku terhenyak dengan kata-kata ku sendiri, ketika ku mengatakan kepada teman "Eh, besok puasa..gila yah" Bukan rasa takjub yang ada di mulutku, yang tersisa di perkataan ku adalah betapa takutnya aku akan bulan ini.
Bulan yang penuh dengan penyiksaan, selama 30 hari berpuasa, selama 30 hari menahan rasa amarah, dan nafsu yang ada dalam diri kita. Betapa sulitnya perjuangan itu.
Apakah aku memang takut atau malas untuk melaksanakan salah satu kewajiban ini?
Entah, sampai kapan aku terus berkubang dalam kegelapan ini. Badan ku sama lemahnya dengan niat ku untuk menggapai keilahian-Nya. Tubuh ku luluh akan nikmatnya dunia bukannya nikmat pelukan mistis-Nya.
Apakah aku malu untuk kembali atau kah memang aku lupa semua itu?
Sama sekali jauh berbeda ketika aku berada di Purwokerto. Semuanya serba ibadah, mulut ibadah, kaki ibadah, hampir seluruh tubuh ku adalah ibadah. Kini, apa yang tersisa?
Apakah aku terlarut dalam dunia ini. Atau kah memang aku terkurung dalam lumpur dunia ini?
Tuhan, jika kau mau selamat kan aku. Harus kah aku memohon kepada Mu?
No comments:
Post a Comment