Pertanyaan di atas selalu aja gue dengar setiap kali menggunting rambut. Sumber masalahnya memang ada di kepala saya, yaitu pitakan. Pitak yang ada di kepala saya memang enggak tanggung-tanggung. Satu aja udah bikin malu, parahnya di kepala saya ada tiga pitak.
Jadi tidak heran kalau tukang cukur yang selalu saya datangi benar-benar takjub ketika mendapati pitak-pitak yang ada di kepala saya itu.
Masalahnya, setiap kali mereka kaget dengan pitak-pitak itu, pertanyaannya selalu saja sama. “Dulunya preman mas? Atau yang lebih sopan lagi, “Badung banget waktu sekolah ya mas” atau yang lebih akrab lagi, “STM dimana Mas?”
Saya yang mendengar pertanyaan itu memang cuma senyum-senyum aja. Saya enggak bisa berbohong kalau saya adalah jagoan yang pantas mendapatkan tiga pitak di kepala.
Tapi, saya juga terlalu malas untuk bicara jujur bahwa pitak itu saya dapat bukan karena jadi preman, jeger di sekolahan atau jagoan pengkolan. Pitak itu justru saya dapat karena bisulan, kejedot dinding sekolah dan ketiban piring.
Alhasil, daripada pusing-pusing mikiran jawaban itu. Saya cuma bisa berkata pendek. “Biasaaa,” kata saya.
Maksudnya, “biasa waktu anak-anak mas, kurang gizi makanya bisulan,” kata saya dalam hati.
3 comments:
biar pitakan tulang tetep uhuyyy kok hehehe met puasa ya tulang...
itu mah klo anak kecil itu anyang2nya lebih dari satu, berarti anaknya ndablek
klo tiga ???
met puasa ya, mohon maaf lahir dan batin
huehehehehehehe...:D
Post a Comment