Pulang dari kantor, gue lihat mama sedang tertidur di kamar gue. Entah kenapa dia memisahkan dirinya untuk tidak tidur dengan Papa. Sadar kalau kamar gue dipakai, gue lebih memilih untuk tidur di depan televisi. Lumayan, memang gue mau menunggu Piala Champion. Walau sudah dimelek-melekin untuk nonton ternyata gue tetap aja ketiduran.
Yang masih jadi kepikiran buat gue adalah, ketika pas gue bangun Mama sudah pindah tempat tidur. Ia malah ikut tidur di sofa. Ia terus menyiksa dirinya sendiri.
Mama, sulit memang untuk mengerti dirimu. Padahal, sudah ribuan cara anak-anakmu mencoba untuk berusaha menyenangkan kamu tapi kenapa sulit sekali kamu untuk mengerti. Mama, kapan kah kau merasa nyaman di hari-hari terakhir mu ini. Maaf Mah, kalau aku memang tidak mampu menunjukkan kebahagiaan buat kamu.
No comments:
Post a Comment