Money is the root of all evil, tidak semuanya bisa dibeli dengan uang namun semuanya butuh uang. Uang merupakan dasar transaksi manusia dalam mempertahankan hidup. Dengan uang manusia bisa membeli semua kebutuhan hidup. Padahal, dulu jauh sebelum manusia mengenal uang, manusia masih bisa bertahan hidup dengan menggunakan sistem barter. Tapi sekarang sudah jauh berbeda. Kompleksitas dan modernitas hidup menuntut manusia untuk menyederhanakan sistem barter dengan menggunakan uang. Perlahan demi perlahan, uang pun mulai merenggut kebebasan manusia atas dirinya sendiri.
Manusia tidak bisa untuk menahan diri untuk tidak mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya. Sistem kapitalistik membuat manusia lebih memposisikan diri untuk money gathering. Hal yang sangat bertolak belakang dengan tipikal manusia jaman dahulu yang lebih konsen pada masalah food gathering.
Tidak heran jika atas dasar money gathering itu lah tingkat kebutuhan manusia akan uang saat ini begitu tinggi. Terjadilah korupsi, terjadilah pinjaman hutang uang yang begitu tinggi di masyarakat. Uang menjadi masalah utama dalam diri manusia. Bahkan mungkin bisa lebih penting daripada agama.
Sebagai orang yang bekerja, aku memang menginginkan uang. Aku sulit untuk menghabiskan uang yang telah ku hasilkan. Makanya, sulit bagiku menerima ketika mengetahui bahwa uang 100 ribu di dompet ku telah hilang. Uang telah merampas kesadaran ku untuk menyadari bahwa uang itu bukanlah untuk dikumpulkan melainkan untuk digunakan.
Aku tersadar, ketika Vera, mengatakan kepadaku bahwa aku memang orang yang terus-terusan mempermasalahkan soal uang. Aku kerap mengatakan kepadanya bahwa aku kekurangan uang. Mungkin ia memang bosan mendengar cerocosan uang itu.
Sulit memang bagiku untuk melupakan masalah uang. Dengan gajiku yang standar dan terhitung minim, memang membuat aku sulit untuk menjalani semua aktivitas dan memenuhi kebutuhan hidup. Namun, aku harus sadar bahwa saat ini aku termasuk orang yang beruntung karena masih bisa mendapatkan uang. Nikmati saja itu... cukup tidak perlu lagi aku pikirkan yang lainnya....
No comments:
Post a Comment