Monday, December 20, 2004

Sedikit Mengenang

Dulu aku sering bertemu dengan Harry Roesli. Dalam setiap kesempatan liputan, aku selalu melihatnya berdiri tegak dengan baju hitam dan rok warna hitam. Mungkin itu kostum satu-satunya yang ia miliki.

Dia memang selalu berbeda dengan orang-orang lainnya. Posturnya yang tinggi besar membuat ia terlihat menonjol dibanding orang lainnya. Ia memang senang menjadi berbeda. Bahkan lagu-lagu yang ia hasilkan mencerminkan sifatnya yang mau berbeda itu.

Tapi bukan karena itu aku selalu senang melihat dirinya. Aku menyenanginya karena sifatnya yang blak-blak dan bebas. Ia mau berkata apa saja tanpa merasa terbatas. Bahkan jika ia bisa melawan gravitasi mungkin ia bisa terbang.

Ketika aku mendapati dirinya meninggal, jujur aku memang bahagia. Selain karena aku mendapat bahan untuk dijadikan berita, aku juga merasa bahagia karena dia telah abadi. Ya, seperti lagu-lagunya yang terus didendangkan, nama Harry Roesli selalu terekam dalam benak saya dan jutaan orang lainnya.

Aku teringat satu tahun yang lalu. Ketika ia manggung di News Café Kemang. Ia juga ada disitu bersama teman-teman Depot Kreasi Seni Bandung-nya. Dengan lagu masterpiece miliknya yang berjudul Politikus Busuk, ia terlihat sehat. Sama sekali tidak terlihat kalau ia menderita penyakit jantung kronis.

Kala itu aku mendapat kesempatan langsung untuk berbicara dengannya. Dengan teman-teman lain aku menanyakan kepada dirinya soal pemilu, calon presiden, bahkan soal KTP. Dari situ aku baru tahu kalau dia tidak ikut pemilu bukan karena tidak ada calon presiden. Ia tidak ikut pemilu karema ia memang tidak punya Kartu Tanda Penduduk.

Seusai wawancara aku dan teman-teman sengaja meminta untuk foto bersama. Padahal, jarang sekali aku mengajak seorang narasumber untuk foto bersama. Namun, kali ini lain aku memintanya. Mungkin karena ia istimewa, atau memang aku belum pernah punya foto orang terkenal.

Seperti foto yang merekam kejadian itu, tulisan ini aku tulis memang sengaja untuk mengingatnya. Aku ingin jadi bagian dari orang yang mengabadikan dirinya di dalam pikiranku. Salam kang Harry….

No comments: